laporan sistem pengisian

Laporan Sistem Pengsisian Batrai

di susun : 
Ade ramdani

PEMERIKSAAN ALTERNATOR

A.     Alat dan Bahan          :
1)      Obeng (-) dan (+)
2)      AVO meter
3)      Varnier caliper
4)       Kunci pas 8-9 dan kunci ring 10-11
5)      Alternator
B.     Keselamatan Kerja   :
1)      Memakai baju praktik
2)      Menggunakan alat sesuai fungsi
3)      Bahan dan alat harus lengkap
4)      Hati-hati dalam bekerja
C.     Proses Kerja              :
1)      Set AVO meter ke XI
2)      Kalibrasikan dengan cara menghubungkan testled (+) dan testlead (-) lalu di set  ke angka nol dengan ohm kalibration knob
3)       Lepas baut pada frame / rumah alternator
4)      Periksa rotor coil dengan menghubungkan slipring 1 ke yang lain dengan Avo meter
5)      Periksa hubungan rotor dengan body dengan menghubungkan teslead (+) ke slipring dan teslead (-) ke body alternator
6)      Ukur diameter slipring dengan menggunakan sigmat
7)      Periksa stator dengan menghubungkan kumparan-kumparan stator menggunakan AVO
8)      Periksa hubungan stator dengan body
9)      Ukur panjang brush dengan sigmat
10)  Periksa rectifier/dioda sengan AVO meter
a.       Kutub negatif dihubungkan dengan testlead (-) , teslead (+) dihubungkan ke kedua diode
b.      Kutub positif /B dihubungkan dengan teslead (+) , testlead (-) dihubungkan ke kedua diode
D.     Hasil Pemeriksaan    :
No
Pemeriksaan
Hasil
Spesifikasi
Kondisi
1
Tahanan rotor
0,4
3,9 – 4,1
Bagus
2
Rotor terhadap hubungan ke body
Tidak ada hubungan
-
Bagus
3
Diameter slipring           1                
32,40 mm
Standar : 32,3-32,5 mm
Min        : 32,1 mm
Bagus

                                       2
32.50 mm
Bagus
4
Tahanan kumparan2 stator      
0
0,2
Bagus
5
Hubunga stator dengan body
Tidak ada hubungan
-
Bagus
6
Panjang brush                 1
18,50 mm
Standar : 12,5 mm
Min        : 5,5 mm 
Bagus

                                        2
17,16 mm
Bagus
7
Rectifier 
  1.kutub negatif
  2. kutub positif

Berhubungan
Berhubungan


bagus


PEMERIKSAAN REGULATOR

A.     Alat dan Bahan    :
1)      obeng +
2)      AVO meter
3)      Regulator
B.     Keselamatan Kerja         :
1)      Memakai baju praktik
2)      Menggunakan alat sesuai fungsi
3)      Bahan dan alat harus lengkap
4)      Hati-hati dalam bekerja
C.     Proses Kerja        :
1)      Set AVO meter ke XI
2)       Kalibrasikan dengan cara menghubungkan testled (+) dan testlead (-) lalu di set  ke angka nol dengan memutar  ohm kalibration knob
3)      Lepaskan tutup regulator dengan obeng +
D.    Tahanan voltage regulator
1)      IG-F
BEBAS : Menghubungkan testlead (+) ke IG dan teslead (-) ke F .
Tertarik :Menghubungkan testlead (+) ke IG dan teslead (-) ke F dan menekan poin Plo
2)      L-E
BEBAS : Menghubungkan testlead (+) ke IG dan teslead (-) ke F .
Tertarik :Menghubungkan testlead (+) ke IG dan teslead (-) ke F dan menekan poin Plo
E.     Tahanan voltage regulator
1)      B-E
BEBAS : Menghubungkan testlead (+) ke IG dan teslead (-) ke F .
Tertarik :Menghubungkan testlead (+) ke IG dan teslead (-) ke F dan menekan poin Plo pada voltage relay
2)      B-L
BEBAS : Menghubungkan testlead (+) ke IG dan teslead (-) ke F .
Tertarik :Menghubungkan testlead (+) ke IG dan teslead (-) ke F dan menekan poin Plo pada voltage relay
3)      N-E
Menghubungkan teslead (+) ke N dan teslead (-) ke E
F.      Hasil Pemeriksaan
1.      Tahanan pada magnet col voltage regulator
a.      Memeriksa tahanan IG-F
PERLAKUAN
HASIL
SPESIFIKASI
KONDISI
Saat bebas
0,2
0
Jelek
Saat tertarik
0,6
11
Jelek

b.      Memeriksa tahanan L-E

PERLAKUAN
HASIL
SPESIFIKASI
KONDISI
Saat bebas
2,5
0
Jelek
Saat tertarik
2
100
Bagus

2.      Tahanan pada magnet coil voltage relay
a.      Tahanan B-A

PERLAKUAN
HASIL
SPESIFIKASI
KONDISI
Saat bebas
~
~
Bagus 
Saat tertarik
3
100
Bagus
b.      Tahanan B-L
PERLAKUAN
HASIL
SPESIFIKASI
KONDISI
Saat bebas
~
~
Bagus
Saat tertarik
0
0
Bagus

c.       Tahanan N-E

PERLAKUAN
HASIL
SPESIFIKASI
KONDISI
Saat bebas
0,3 Ω
24 Ω
Bagus


PEMERIKSAAN KUNCI KONTAK
Periksa apakah didalam kunci kontak terdapat kerak atau korosi karena sering terkena air dan periksalah apakah pada kabel –kabel terputus. Pemeriksaan kunci kontak memakai avometer.
Pemeriksaan sekring atau fuse
fuse adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi sebagai pemutus rangkaian jika arus yang melewatinya melebihi batas arus yang dimilikinya. Cara kerjanya adalah : misalnya suatu sekring bernilai 1 Amper. Maka sekring tersebut dipasang pada suatu rangkaian yang arus kerjanya dibawah satu amper, dimana tempat meletakkan sekring?  sekring biasanya dipasang pada input power supply suatu rangkaian pada kutub positif. Nah jika terjadi konslet atau masalah pada rangkaian maka akan terjadi kelebihan arus yang melewati sekering hingga melebihi 1 amper. IniLah menyebabkan sekering putus.
Bagaimana cara memeriksa sekring putus??  cara paling sederhana ada dengan cara melihat langsung pada fisik sekring. Pada sekring putus atau sekring terbakar maka akan terlihat pada fisiknya. Anda cukup melihat pada fisiknya langsung dan melihat jalur sekring. Namun, jika anda kurang yakin dengan melihat langsung, anda dapat memeriksa sekring menggunakan avo meter.
Pemeriksaan baterai
Berikut ini adalah cara memeriksa baterai yang dapat harus lakukan :
a.      Pemeriksaan kondisi kotak baterai.
Kotak baterai adalah bagian terluar dari baterai yang bisa dilihat secara visual. Bahan yang digunakan adalah bahan semacam plastik transparan. Pemeriksaan dapat dilakukan secara visual. Kondisi normal adalah kotak lurus dan rata (tidak berubah bentuk/menggelembung), tidak ada keretakan atau bocor. Apabila ada temuan seperti diatas sebaiknya baterai segera diganti.
b.      Pemeriksaan kebersihan kotak baterai dan terminal baterai
Baterai kendaraan biasa terletak di ruang mesin, dalam kondisi tertutup. Akan tetapi, seiring dengan waktu dan kondisi jalan yang dilalui, baterai akan menjadi kotor. Pemeriksaan yang bisa dilakukan adalah pemeriksaan kebersihan kotak baterai dari debu yang menempel. Hal yang tidak kalah penting adalah kebersihan terminal baterai, karena terminal ini sebagai tempat untuk mengalirkan arus listrik dari dan ke baterai. Terminal dapat dibersihkan denagan menggunakan sikat kawat yang lembut dan kain lap. Beberapa hal yang menyebabkan terminal kotor selain karena debu adalah akibat terminal kurang kencang atau memang baterai sudah rusak.
c.       Pengecekan berat jenis baterai masing-masing sel
Pada baterai berjenis basah, didalamnya berisi cairan kimia yang biasa disebut elektrolit. Cairan ini yang akan bereaksi secara kimia dengan plat positif dan plat negatif untuk menghasilkan tegangan listik. Pemeriksaan yang dilakukan adalah memeriksa berat jenis cairan elektrolit. Berat jenis adalah nilai dari hasil perbandingan antara berat dan volume. Untuk baterai yang terisi penuh, nilai dari berat jenis elektrolit adalah 1,25 sampai 1,27 kg/liter. Dengan mengukur berat jenis elektrolit masing-masing sel, dapat diketahui kondisi kapasitas baterai tersebut. Apabila selisih berat jenis antar sel lebih dari 0,50 kg/liter, sebaiknya baterai diganti.
d.      Pemeriksaan tegangan baterai
Tegangan baterai dapat diukur dengan alat yang dinamakan multitester. Caranya adalah memilih selektor pada DC volt dengan skala alat ukur max 50 volt. Lalu pasang probe merah pada terminal positif baterai, dan probe hitam pada terminal negatif baterai. Lalu baca penunjukan jarum. Kondisi baterai yang normal berada di kisaran 12 -13 volt. Apabila hasilnya kurang dari nilai tersebut, ada kemungkinan baterai tidak terisi penuh atau sudah rusak.
e.      Jumlah elektrolit.
Jumlah cairan elektrolit (cairan yang diisikan di dalam baterai berjenis basah) dapat dicek secara visual. Hal ini dimungkinkan karena kotak baterai biasanya transparan sehingga cairan didalamnya mudah terlihat. Kondisi normal adalah antara garis upper dan garis lower. Apabila jumlahnya kurang dari garis lower, maka perlu ditambahkan cairan air aki ( air suling). Cukup diisikan sampai garis upper. Apabila melebihi dari garis tersebut, ada kemungkinan cairan akan tumpah dan dapat merusak material / cat pada kendaraan.
f.        Tutup baterai dan saluran ventilasi
Ketika terjadi proses pengisian baterai (saat mesin dihidupkan), akan terjadi reaksi kimia antara kutub baterai dan cairan elektrolit. Reaksi tersebut dapat menimbulkan gas. Pada tutup baterai terdapat saluran ventilasi untuk mengeluarkan gas tersebut. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah memastikan saluran ventilasi tidak tersumbat. Selain itu juga memastikan tutup baterai terpasang dengan kencang, untuk mencegah cairan elektrolit tumpah.

Comments

Popular posts from this blog

PROPOSAL PENDIRIAN USAHA BENGKEL MOTOR SERVICE & RACING

Laporan Praktek Pengecatan

SOAL UJIAN SEKOLAH SMK MARSUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA