PENERAPAN METODE CERAMAH, DEMONTRASI DAN MEDIA GRAFIS DALAM PEMBELAJARAN GAMBAR TEKNIK DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 PANGANDARAN SISWA KELAS XI

PENERAPAN METODE CERAMAH, DEMONTRASI DAN MEDIA GRAFIS DALAM PEMBELAJARAN GAMBAR TEKNIK DI SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN NEGERI 1 PANGANDARAN SISWA KELAS XI
Dosen pengampu : Drs. Slamet Priyanto, Mpd.

Disusun oleh :
Ade ramdani
2014006017
PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SARJANAWIATA TAMANSISWA
2014-2015



A.    PENDAHULUAN
Tujuan pendidikan nasional dan pendidikan sekolah menengah kejuruan (SMK), keberhasilan suatu pendidikan di SMK sangat berkaitan dengan proses pelaksanaan pembelajaran yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni kurikulum pendidikan, tenaga pengajar, sarana dan prasarana  pembelajaran di lingkungan sekolah SMK. Sesuai dengan Pemendiknas No. 1 tahun 2007 visi pendidikan nasional adalah terwujudnya system sebagi pranata social yang kuat dan berwibawa untuk merdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi warga Negara yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Sebagai tenaga pendidik guru memiliki peran yang sangat penting dalam menetapkan strategi pembelajaran. Kemampuan guru dalam menciptakan kondisi belajar yang efektif dan efisien. Sehingga membuat siswa tertarik mengikuti kegiatan belajar mata pelajaran gambar teknik yang dilaksanakan disekolah, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Strategi pembelajaran yang dilaksanakan disekolah merupakan salah satu usaha memberi ilmu pengetahuan dengan keterampilan dengan maksud memajukan kecerdasan fikiran (intelek) serta berkembangnya budi pekerti. Menurut Ki Hajar Dewantara di bidang pengajaran meletakkan konsep-konsep dasar pengajaran meliputi: (1). Teori dasar-ajar (2). Trisakti jiwa (3). Sistem among.
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan belajar juga mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar mempunyai peran penting dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Dengan menguasai prinsip-prinsip dasar tentang belajar, seseorang mampu memahami bahwa aktivitas belajar itu memegang peranan penting dalam proses psikologis. Belajar merupakan proses dimana suatu organisasi mengubah perilakunya dari hasil pengalaman.
Pada sistem pendidikan sering kita jumpai istilah pendidikan, pengajaran, dan pembelajaran. Istilah-istilah tersebut mempunyai peranan yang penting dalam proses pendidikan. Pendidikan dalam arti sempit diartikan sebagai bantuan kepada anak didik terutama pada aspek moral dan budi pekerti, sedangkan pengajaran diartikan sebagai bantuan kepada anak didik dan dibatasi pada aspek intelektual dan keterampilan (Sugandi, 2004:5).
Pendidikan mengalami perkembangan yang sangat cepat, bila dilihat dari sejarah perkembangan ilmu pendidikan di indonesia, kita mengenal istilah paedagogiek, didaktik, dan metodik. Ketiga istilah tersebut mempunyai hubungan yang erat, paedagogiek berarti ilmu pendidikan, didaktik berarti proses pendidikan, metodik berarti metode pendidikan. Paedagogik, didaktik, dan metodik memuat prinsip-prinsip yang mengikat pendidik dalam memberi bantuan secara normatif maupun teknis kepada anak didiknya. Dalam proses pembelajaran  selalu melibatkan komponen-komponen sebagai berikut; tujuan, subyek belajar, meteri pelajaran, strategi pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi.  Interaksi antara komponen-komponen tersebut menciptakan kondisi belajar mengajar yang baik (Sugandi, 2004:6).
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu institusi yang menyiapkan tenaga kerja, dituntut mampu menghasilkan lulusan yang diharapkan oleh dunia kerja. Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah manusia yang bersumber daya dan memiliki kompetensi sesuai dengan pekerjaannya, memiliki daya adaptasi dan daya saing yang tinggi yang sesuai kurikulum SMK. Dalam Undang-Undang  SISDIKNAS  Tahun  2003  tentang  Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 11 menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk bekerja  dalam bidang keterampilan keahlian tertentu. Pada system pembelajaran materi gambar teknik  Program Keahlian Teknik Mesin di SMK, kompetensi yang harus dicapai siswa diharapkan dapat menguasai materi dan praktek. kompetensi pelajaran Gambar teknik Mesin meliputi kemampuan membaca gambar dan kemampuan menggambar gambar teknik mesin yang benar yang sesuai dengan Kurikulum SMK 2015 yang berbasis kompetensi.
Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan khusus pembelajaran gambar teknik yaitu :
1.      Menyadari sempurnanya konsep Tuhan tentang benda-benda  dengan fenomenanya untuk dipergunakan sebagai aturan garis-garis gambar teknik dan cara proyeksi untuk menggambarkan benda.
2.      Mengamalkan nilai-nilai ajaran agama sebagai tuntunan dalam pembuatan gambar konstruksi geometris dan gambar proyeksi untuk menggambarkan benda.
3.      Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, teliti, kritis, rasa ingin tahu, inovatif dan tanggung jawab dalam menerapkan aturan garis gambar dalam tugas menggambar konstruksi garis dan gambar proyeksi.
4.      Menghargai kerjasama, toleransi, damai, santun, demokratis, dalam  menyelesaikan masalah perbedaan konsep berpikir dan cara menggambar konstruksi geometris dan gambar proyeksi.
5.      Menunjukkan sikap responsif, proaktif, konsisten, dan berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam melakukan tugas  menggambar konstruksi geometris dan gambar proyeksi
6.      Memilih peralatan dan kelengkapan gambar teknik berdasarkan fungsi dan cara penggunaan.
7.      Menggunakan peralatan dan kelengkapan gambar teknik sesuai fungsi dan prosedur penggunaan.
8.      Membedakan garis-garis gambar teknik berdasarkan bentuk dan fungsi garis.
9.      Menyajikan garis-garis gambar teknik sesuai bentuk dan fungsi garis.
10.  Mengklarifikasi huruf, angka dan etiket gambar teknik sesuai prosedur dan aturan penerapan.
11.  Merancang huruf, angka dan etiket gambar teknik sesuai prosedur dan aturan penerapan.
12.  Mengelompokkan gambar konstruksi geometris berdasarkan bentuk konstruksi sesuai prosedur.
13.  Menyajikan gambar konstruksi geometris berdasarkan bentuk konstruksi sesuai prosedur.
B.     Rumusan masalah.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Apakah metode ceramah dan demonstrasi efektif dan efisien untuk pembelajaran gambar teknik pada siswa XI SMK ?
2.      Apakah metode dan media yang dipilih dapat meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran gambar teknik pada siswa kelas XI SMK ?
C.    Landasan teori.
Perencanaan peroses belajar teknik mesin, khusyusnya gambar teknik yang mengacu kepada silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan sumber belajar.
Silabus Sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, SK, KD, materi pembelajran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian alokasi waktu dan sumber belajar. silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan standard isi (SI) dan standard kompetensi lulusan (SKL), serta panduan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidiksan (KTSP). dalam pelaksanaannya pengembangan strategi pembelajaran dapa dilakukan oleh guru secara mandiri atau kelompok dalam sebuah sekolah menengah kejuruan.
Menurut pemikiran Ki Hadjar Dewantara, tentang pembelajaran dengan system among yaitu strategi pengajaran dan pendidikan yang berdasarkan pada asih, asah dan asuh. Stategi ini secara teknik atau metode pengajaran meliputi `kepala, hati dan panca indera` ( educate the head,the heart and the hand ).
Belajar adalah suatu hal yang tak terpisahkan oleh manusia, karena dengan belajar manusia mengalami perkembangan perubahan sikap dan cara berfikir mereka. Dalam kegiatan belajar harus memperhatikan faktor-faktor pendukung proses belajar tersebut, sehingga tujuan proses belajar dapat tercipta dengan hasil yang baik. Belajar harus dilakukan dengan sadar dan memiliki tujuan, belajar merupakan pengalaman sendiri dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain, dan merupakan interaksi antara individu dan lingkungan. Individu aktif bila dihadapkan pada lingkungan tertentu. Keaktifan ini dapat terwujud  dengan  fasilitas belajar siswa di sekolah  yang  mendukung seperti; buku-buku pelajaran, media pembelajaran, dan tempat belajar. Belajar harus mengakibatkan terjadinya perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik pada diri individu yang belajar.
Peranan guru sangat menentukan dalam upaya keberhasilan proses belajar mengajar. Oleh karena itu guru sebagai agen pembelajaran dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan baik dalam upaya peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar. Untuk dapat melihat hasil belajar secara komprehensif, perlu dilihat sebagai suatu sistem. Guru bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan hasil belajar, melainkan juga tergantung pada komponen lain yang membentuk sistem. Menurut Depdiknas (1999 : 63) komponen – komponen itu ada lima yaitu :
a.       Siswa, kesiapan dan motivasi belajarnya.
b.      Guru, kemampuan professional, moral kerjanya (kemampuan personal) dan kerja samanya (kemampuan sosial).
c.       Kurikulum, relevansi konten dan operasionalisasi proses pembelajaran.
d.      Sarana dan prasarana, kecukupan dan keefektifan dalam mendukung proses pembelajaran,
e.       Masyarakat (orang tua, pengguna lulusan dan perguruan tinggi), partisipasinya dalam pengembangan program-program pendidikan sekolah.
Kelima komponen itu akan bekerja sinergis untuk membentuk hasil yang maksimal, apabila kelima faktor tersebut berada dalam kondisi yang baik. Hasil belajar akan maksimal, apabila siswa memiliki kesiapan untuk belajar dan motivasi yang tinggi untuk memahami pelajaran. Motivasi siswa akan tinggi, apabila empat faktor yang lain mendukung. Oleh karena itu, kelima faktor harus memiliki keterkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Hasil belajar yang diidentikkan dengan ”aktivitas kinerja dan produktivitas sumber daya manusia”, banyak dipengaruhi oleh kemampuan dan motivasi individu. David C. McClelland (1976) mengatakan ”daya dorong itu bisa datang dari dalam maupun  dari luar diri seseorang”.  Sementara itu pada bagian yang lain McClelland dalam Hasibuan (1999) mengatakan bahwa ada tiga hal yang memotivasi seseorang, yaitu :
a.       Kebutuhan akan prestasi (needs for achievement = nAch).
b.      Kebutuhan akan afiliasi (needs for affiliation = nAf).
c.       Kebutuhan akan kekuasaan (Needs for power =nPow)”. 
Motivasi dalam belajar, bukan hanya menggerakkan siswa untuk belajar, tetapi juga mendorong siswa untuk mengetahui tujuan belajar. Arden N. Irandsen dalam Sardiman A.M. (2004:46) mengemukakan ada beberapa hal yang mendorong seseorang untuk belajar, yaitu :
a.       Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.
b.      Adanya sifat yang kreatif pada orang yang belajar dan adanya keinginan untuk selalu maju.
c.       Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan teman-temannya.
d.      Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun dengan kompetisi.
e.       Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasasi pelajaran.
f.       Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dan belajar.
Sementara itu, Slameto (2003) menyatakan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah sebagai berikut:
a.       Faktor internal, yang meliputi : a. Kesehatan, b. Perhatian, c. Minat, dan d. Bakat.
b.      Faktor ekstern, yang meliputi : a. Metode mengajar, b. Alat pelajaran, c. Waktu sekolah”. Atas dasar teori McClelland, Arden N. Irandsen, dan Slameto tersebut,  maka guru dapat mengeksploitir seluruh potensi siswa dalam kegiatan edukatif (proses belajar mengajar) yang efektif melalui pembelajaran yang efektif dengan menerapkan metode dan media pembelajaran yang tepat.
Dari uraian di atas, peroses pembelajaran dengan menerapkan metode ceramah, demontrasi dan media grafis dapat menunjang keefktipan peroses pembelajaran.

D.    PEMBAHASAN
1.      Pengartian Gambar Teknik.
Gambar teknik merupakan gambar yang bersifat tegas, terdiri dari garis-garis, simbol-simbol serta tulisan tegak yang telah disepakati atau mempunyai standar tertentu. Sebuah gambar adalah suatu bentuk goresan yang sangat jelas dari benda nyata, ide atau rencana yang diusulkan untuk pembuatan atau konstruksi selanjutnya. Gambar mungkin berbentuk banyak, tetapi metode membuat gambar yang sangat jelas adalah sebuah bentuk alami dasar dari komunikasi ide-ide yang umum. Pada dunia keteknikan gambar yang berkaitan dengan keteknikan disebut dengan gambar teknik. Tiga fungsi utama dari gambar teknik  adalah :
1.      Penyampaian Informasi.
Gambar mempunyai tugas meneruskan maksud dari perancang dengan tepat kepada orang-orang yang bersangkutan, kepada perencanaan proses, pembuatan, pemeriksaan, perakitan.
2.      Penyimpanan dan penggunaan keterangan (data teknis).
Gambar merupakan data teknis yang sangat ampuh, dimana teknologi dari perusahaan dipadatkan dan dikumpulkan. Untuk itu diperlukan cara-cara penyimpanan, kodifikasi nomor urut gambar dan sebagainya.
3.      Cara-cara pemikiran (perencanaan) data penyiapan.
Gambar merupakan sebuah alat untuk menyatakan maksud dari seorang perencana, sehingga gambar sering juga disebut sebagai "bahasa teknik". Menurut Takeshi dan Sugiarto (1987: 1) perbandingan antara bahasa dan gambar, gambar merupakan tata bahasa dari suatu bahasa. Dalam dunia teknik komunikasi secara lisan, banyak kesulitan yang dihadapi. Hal ini disebabkan karena di dunia ini terdapat banyak macam bahasa dan dialek-dialek yang digunakan sehingga seseorang mungkin tidak tahu tentang apa yang dibicarakan oleh orang yang berlainan bahasanya. Menyikapi hal tersebut, orang-orang teknik berusaha mendapatkan cara berkomunikasi yang khusus digunakan pada waktu proses kerja berlangsung, lebih universal dan bisa dimengerti oleh orang-orang industri. Pemecahannya adalah orang-orang tersebut menggunakan gambar sebagai alat berkomunikasi dalam pekerjaan di bidang teknik dan industri. Sebagaimana tata bahasa dalam aturan komunikasi lisan dan kalimat, dalam gambar teknik aturan tersebut dinamakan normalisasi atau standar gambar (Takesi dan Sugiarto,1987: 3). Lulusan SMK Program Keahlian Teknik Mesin yang bekerja di industri pemesinan cenderung mendapatkan tugas pada pembuatan komponen mesin. Komponen tersebut dapat dihasilkan melalui mesin-mesin yang menggunakan sistem operasi konvensional maupun computer.
Kurikulum SMK 2004 menyebutkan bahwa, tujuan Program Keahlian Teknik Mesin bertujuan membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten untuk bekerja baik secara mandiri atau mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah dalam bidang Teknik Pemesinan. Tenaga kerja tingkat menengah di bidang teknik pemesinan sering disebut Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Kognitif  Terhadap  Hasil Belajar Mata Pelajaran Gambar Teknik Mesin. Menurut Kurikulum SMK 2004 Program Keahlian Teknik Mesin, kompetensi yang harus dimiliki siswa setelah mengikuti pelajaran Gambar Mesin meliputi kemampuan membaca gambar teknik mesin dan kemampuan menggambar gambar teknik mesin yang benar. Menurut Kurikulum SMK 2004 hasil belajar mata pelajaran Membaca dan menggambar Gambar Teknik Mesin meliputi :
a.       Kemampuan dalam mengidentifikasi komponen.
b.      Rakitan atau obyek sesuai dengan spesifikasi teknis atau sesuai permintaan, mengidentifikasi ukuran-ukuran sesuai bidang pekerjaan.
c.       Mengidentifikasi simbol-simbol yang digunakan dalam gambar.
d.      Memahami prosedur pengerjaan benda kerja.
e.       Serta mampu memeriksa kebenaran prosedur pengerjaan dan memilih prosedur pengerjaan sesuai dengan kondisi pemesinan yang ada dengan tetap berpedoman pada kualitas pekerjaan sebagaimana yang disyaratkan dalam gambar.
Tujuan pembelajaran gambar teknik, merupakan syarat mutlak bagi guru dalam memilih metode dan media yang akan digunakan di dalam menyajikan materi pengajaran. Tujuan pembelajaran merupakan sasaran yang hendak dicapai pada akhir pengajaran, serta kemampuan yang harus dimiliki siswa. Sasaran tersebut dapat terwujud dengan menggunakan metode-metode dan media-media pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah kemampuan (kompetensi) atau keterampilan yang diharapkan dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan proses pembelajaran tertentu misalkan pembelajaran Gambar Teknik.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat diungkapkan bahwa hasil belajar Gambar Teknik Mesin merupakan kapabilitas belajar dalam kategori kemampuan intelektual, informasi verbal dan strategi kognitif, yang memuat proses/langkah dalam pemecahan masalah Membaca dan menggambar Gambar Teknik Mesin. Ketiga kapabilitas tersebut beroperasi secara serentak dalam kondisi siswa sehingga tercapai hasil yang benar
Melihat permasalahan tersebut, maka diperlukan suatu metode dan media pembelajaran yang dapat meningkatkan aktifitas belajar yaitu dengan metode ceramah, demontrasi dan media grafis dalam pembelajaran gambar teknik.
2.      Metode pembelajaran gambar teknik.
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru, ketika melaksanakan peroses pembelajaran dikelas.
a.      Penerapan metode ceramah dalam pembelajaran gambar teknik.
Ceramah merupakan metode yang umum digunakan oleh sebagian besar guru dalam proses pembelajaran. Pada metode ini guru menyampaikan informasi tentang  materi pembelajaran melalui informasi lisan secara langsung kepada peserta didik. Metode ceramah mungkin dilakukan jika tujuan pembelajaran menyangkut aspek koqnitif dan sebagian aspek  afektif  serta  sebagian aspek psikomotorik yakni aspek proses atau langkah kerja suatu kegiatan. Wina sanjaya ( 2006:167 ) mengemukakan bahwa : metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturn secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. Metode caramah merupakan cara untuk mengimplementasikan metode pembelajaran ekpositori. Ceramah merupakan metode yang murah dan mudah, maksudnya ceramah tidak memerlukan peralatan yang lengkap, sedangkan mudah karena ceramah hanya mengandalkan suara guru dan tidak memerlukan persiapan yang rumit. Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas, artinya materi pelajaran yang banyak dapat dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru, ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan artinya: guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang perlu ditekankan sesuai kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai, melalui ceramah guru dapat mengontrol keadaan kelas karena kelas tanggung jawab guru. Organisasi kelasa dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana.
b.      Tahap pelaksanaan metode ceramah dalam pembelajaran gambar teknik.
1.      Langkah pembukaan.
Langkah pembukaan dalam metode caramah merupakan langkah yang menentukan keberhasilan pelaksanaan caramah sangat ditentukan oleh langkah ini. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam langkah pembukaan, yaitu :
a.      Meyakinkan bahwa siswa, memahami tujuan pembelajaran gambar teknik yang akan dicapai.
b.      Melakukan langkah apersepsi yaitu langkah menghubungkan materi pelajaran yang lalu dengan materi pelajaran yang akan disampaikan.
2.      Langkah penyajian.
Tahapan penyajian adalah tahapan penyampaian materi pembelajaran Gambar Teknik dengan cara bertutur. Agar ceramah berkualitas sebagai metode pembelajaran, maka guru harus menjaga perhatian siswa agar tetap terarah pada materi pembelajaran yang sedang disampaikan. Untuk menjaga perhatian ini ada beberapa hal yang dapat dilakuakan antara lain :
1.      Menjaga kontak mata terus mata terus menerus dengan siswa.
2.      Meneggunakan bahasa komunikatif dan mudah dicerna siswa.
3.      Menyajikan materi pembelajaran secara sistematis, tidak meloncat-locat, agar mudah ditangakap oleh siswa.
4.      Menanggapi respon siswa dengan segera.
5.      Menjaga agar kelas tetap kondusif dan menggairahkan untuk belajar.
3.      Langkah mengakhiri atau menutup.
Ceramah harus ditutup agar materi pelajaran yang sudah dipahami dan dikuasai oleh siswa tidak hilang kembali. Menciptakan kegiatan yang memungkinkan siswa tetap mengingat materi pembelajaran. Hal yang perlu diperhatikan dalam keperluan tersebut, yakni :
1.      Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan atau merangkum materi pelajaran yang baru saja disampaikan.
2.      Merangsang siswa untuk dapat menanggapi atau memberi ulasan semacam ulasan tentang materi pembelajaran Gambar Teknik yang telah disamapaikan.
3.      Menilai untuk mengetahui kemampuan siswa menguasai materi pembelajaran yang baru saja disampaikan.
Dari uraian di atas, maka metode ceramah akan terlaksana secara efektif dan efisien dalam pembelajaran gambar teknik, sehingga akan tercapai ranah koqnitif, afektif  dan psikomotorik.

c.     Penerapan metode demontrasi dalam pembelajaran gambar teknik.
Metode demontrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok materi yang sedang disajikan. ( Mubbihin syah, 2000 ).Metode demontrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan suatu peroses benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.( Syaiful bahri djamarah, 2000 ). Metode demontrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana menggambar gambar teknik dengan menggunakan autocad atau computer. ( Dalam slamet priyanto 86 : 17-20 )
Metode domonstrasi merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objeknya atau caranya melakukan sesuatu untuk mempertunjukkan proses tertentu. Demonstrasi dapat digunakan pada semua mata pelajaran.
Metode demonstrasi pada dasarnya memperlihatkan kepada praktikan tentang suatu proses. Sesuai dengan kata asalnya “to demonstrasi” dalam bahasa Inggris berarti memperlihatkan atau mempertunjukkan. Sesuatu yang diperlihatkan di sini adalah obyek yang bergerak atau sesuatu proses.
Demonstrasi sebagai metode pembelajaran. Leighbody (1968) mengemukakan bahwa demonstrasi merupakan metode dasar untuk memperkenalkan keterampilan- keterampilan baru Berkaitan dengan ini Louis Cenci (1968) mengemukakan bahwa cara yang paling efektif untuk mengajarkan keterampilan adalah mendemonstrasikan. Lebih lanjut Cenci (1968)  mengemukakan behwa mengajar diartikan menolong orang lain agar belajar. Maka definisi mengajar keterampilan adalah menunjukkan kepada peserta didik bagaimana mengerjakan keterampilan tersebut dalam praktek. Lebih tegas dikatakan bahwa demonstrasi tidak hanya mempunyai definisi sesempit yang dikemukakan di atas, tetapi demonstrasi didefinisikan sebagai peragaan yang dilaksanakan oleh instruktir berkenaan dengan kegiatan kejuruan yang akan dilaksanakan. Demonstrasi sebagai metode pengarahn praktek tidak hanya memperagakan keterampilan yang bersifat manual, melainkan juga dapat untuk menjelasakan hal-hlal yang berkaitan dengan keterampilan intelektual. ( Dalam slamet priyanto 86 : 17-20 )
Leighbody (1968) mengemukakan bahwa sewaktu mendemonstrasikan sesuatu proses atau atau jenis keterampilan tertentu perlu diberikan penjelasan singkat tentang bagaimana dan mengapa hal itu terjadi. Akan tetapi penjelasan yang diberikan pada saat demonstrasi dilaksanakan singkat saja agar tidak mengaburkan tujuan demonstrasi. Mills (1977) memperingatkan bahwa walaupun instruktur mendemonstrasikan sesuatu dan peserta didik memperhatikan, tidak dapat dijamin bahwa sesuatu yang didemonstrasikan itu dipahami seluruhnya. Hal ini disebabkan belajar keterampilan pada hakekatnya adalah mengkoordinasikan sesuatu pekerjaan. Oleh karena itu perlu diberikan peenjelasan singkat selama demonstrasi dileksanakan.                                                                 
Beberapa pendapat tentang metode demonstrasi yang dikemukakan di atas dapat dikaji bahwa dengan metode demonstrasis dapat ditimbulkan stimulus belajar, yang dapat dilihat oleh indera pandang dan indera dengar. Menurut Cenci (1968), indera pandang dan indera dengar merupakan dua hal penting dalam komunikasi. Lebih lanjut dikemukakan bahwa di dalam prsoes pembelajaran yang melibatkan mental, kira-kira  75% informasi didapatkan melalui indera pandang dan kira-kira 13% diperoleh lewat indera dengar. Hal ini didukung oleh Mills (1977), yang dikatakan bahwa: “Belajar keterampilan manual (physical skill),  lebih kurang 25% diperoleh lewat indera pandang, 10% diperoleh lewat indera dengar dan 65% diperoleh indera perasaan termasuk indera kinestetik”.( Dalam slamet priyanto 86 :17-20 ).
Proses penggambaran dan cara menjalankan mesin dan bahan yang digunakan untuk pembentukan benda, yang disampaikan melalui demonstrasi harus benar dan memperhatikan keselamatan kerja  (Cenci; 1968). Hal ini memungkinkan peserta didik untuk menerima rangsanagan berupa informasi yang berguna untuk mengembangkan sikap kerja yang benar dan baik, sehingga secara simultan  ranah afektif juga terbentuk.
Demonstrasi berarti menyajikan sesuatu yang riil dan factual, karena sesuatu tersebut dapat dilihat maupun didengar. Melalui demonstrasi dengan penjelasan singkat akan dapat disaajikan materi yang realistic dan praktis sehingga dapat menambah motivasi belajar peserta didik (Butler; 1972). Lebih lanjut Cenci (1968) menjelaskan bahwa  di dalam mendemonstrasikan prosedur atau cara dan urutan suatu proses harus direncanakan secara bertahap, ringkas dan jelas. Tahap-tahap yang dimaksud harus benar dan diawali dari yang paling sederhana ke yang paling komplek. ( Dalam slamet priyanto 86 : 17-20 ).
Berdasarkan pada beberapa teori tersebut di atas dapat dirangkum bahwa demonstrasi sebagai metode pembelajaran  dengan cara memberikan penjelasan singkat tentang  bagaimana belajar keterampilan mulai dari keterampilan yang sederhana sampai keterampilan yang komplek baik keterampilan manual maupun ketrampilan intelektual, Dengan demonstrasi sebagai metode pembelajaran  diharapkan peserta didik mampu melakukan kegiatan belajar mulai dari menirukan kegiatan sebagai tindakan belajar keterampilan yang sederhana sampai ke keteramilan yang komplek sampai mencari alternative pemecahan masalah  sehingga berkembang kreativitas berpikirnya.( dalam slamet priyanto 86: 17-20).
Agar pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi berlangsung secara efektif, langkah-langkah yang dianjurkan adalah sebagai berikut:
a.       Lakukan perencanaan yang matang sebelum pembelajaran dimulai. Hal-hal tertentu perlu dipersiapkan, terutama fasilitas yang akan digunakan untuk kepentingan demonstrasi. Sebagai contoh : peralatan menggambar, ruang gambar khusus.
b.      Rumuskanlah tujuan pembelajaran dengn metode demonstrasi dan pilihlah materi yang tepat untuk didemonstrasikan. Sebagai contoh : gambar teknik.
c.       Buatlah garis besar langkah-langkah demonstrasi, akan lebih efektif  jika yang dikuasahi oleh peserta didik maupun oleh guru. Contoh :menggambar garis.
d.      Tentukanlah apakah demonstrasi tersebut akan dilakukan guru atau peserta didik, atau oleh guru kemudian diikuti oleh peserta didik. Contoh : mempragakan cara menggambar komponen rumah penjepit pahat bubut, kemudian siswa disuruh untuk menggambar kembali.
e.       Mulailah demonstrasi dengan menarik perhatian seluruh peserta didik, dan ciptakanlah suasana yang tenang dan menyenangkan.
f.       Upayakan agar semua peserta didik terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
g.      Lakukan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, baik terhadap efektivitas metode demonstrasi maupun terhadap hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan dua metode diatas, pembelajaran ceramah dan demontrasi, Untuk memantapkan hasil pembelajaran melalui metode demonstrasi, pada akhir pertemuan dapat diberikan tugas-tugas yang sesuai dengan kegiatan yang telah dilaksanakan. sebagai contoh : bagaimana menggunakan pensil mekanik, sehingga menjadi gambar yang siap digunakan dalam membentuk benda kerja. Dengan demikian dapat tercapai ranah kognitif, afektif dan psikomotor
3.      Media pembelajaran.
Kata media berasal dari bahasa latin, yaitu medius yang secrara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Tetapi secara lebih khusus, pengertian media dalam peroes pembelajaran diartikan sebagai alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap memperoses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pemikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat terdorong telibat dalam peroses pembelajaran.
            Gerlach dan Ely (1980) menyatakan: “A medium, conceived is any person, material or event that establishs condition which enable the learner to acquire knowledge, skill and attitude”. Menurut Gerlach secara umum media itu meliputi orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengatahuan, keterampilan, dan sikap. Jadi, dalam pengertian ini media bukan hanya lat perantara seperti tv, radio, slide, bahkan cetakan, akan tetapi meliputi orang atau manusia sebagai sumber belajar atau juga berupa kegiatan semacam diskusi, seminar, karya wisata, simulasi dan lain sebagainya yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan dan wawasan, mengubah sikap siswa atau untuk menambah keterampilan.( Dalam slamet priyanto 86 : 17-20 ).
            Selain pengertian di atas, ada juga yang berpendapat bahwa media pembelajaran meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Hardware adalah alat-alat yang dapat mengantar pesan seperti Over Head Proyector, radio, televise, dan sebagainya. Sedangkan software adalah isi program yang mengandung pesan seperti informasi yang terdapat pada transparansi atau buku dan bahan-bahan cetakan lainnya, cerita yang terkandung dalam film atau materi yang disuguhkan dalam bentuk bagan, grafik, diagram dan lain sebagainya.
Gagne membagi media menjadi tujuh macam pengelompokan media yang dikaitkan dengan kemampuan memenuhi fungsi menurut tingkatan hirarki belajar yang dikembangkan. Pengelompokan tersebut antara lain meliputi: benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak, filem bersuara, dan mesin belajar. Ketujuh kelompok media tersebut kemudian dikaitkan dengan kemampuannya memenuhi fungsi menurut tingkat hirarki belajar yang dikembangkan, yaitu: pelontar stimulus belajar, memberi kondisi eksternal, menuntun cara berfikir, memasuk-alihkan ilmu, menilai prestasi, dan memberi umpan balik.(dalam slamet priyanto 86:17-20).
a.   Media grafis dalam pembelajaran gambar teknik.
Media grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, ide atau gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka, dan symbol/gambar. Grafis biasanya digunakan menarik perhatian memperjelas sajian ide, dan mengilustrasi-kan fakta-fakta sehingga menarik dan diingat siswa. Fungsi media grafis adalah menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal, sebagai penyalur pasan dari sumber ke penerima. Saluran yang dipakai menyangkut indra penglihatan. Pasan yang disampaikan dituangkan ke dalam symbol-simbol komunikasi visual. Karakteristik media grafis dalam pembelajaran dapat dilihat menurut kemampuan membangkitkan rangsangan indera penglihatan, perabaan, pengucapan maupun penciuman atau kesesuaian dengan dengan tingkatan hirarki belajar. Gambar merupakan Media grafis paling umum digunakan dalam PBM, karena merupakan bahasa yang umum dan dapat mudah dimengerti oleh peserta didik umumnya, khusyusnya siswa SMK. Kemudahan mencerna media grafis karena sifatnya konkrit menampilkan objek sesuai dengan bentuk dan wujud sesuai dengan bentuk dan wujud aslimya sehingga tidak verbalistik.
b.   Tahap pelaksanaan media grafis dalam pembelajaran gambar teknik.
1.      Tahap pembukaan.
a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran media grafis dalam pembelajaran gambar teknik.
b.Menyampaikan apa yang disebut media grafis dan bagian-bagian yang menyangkut media grafis.
2.   Langkah penyajian.
a. Menyajikan matei gambar teknik dalam bentuk gambar, animasi, sketsa, digram dan bagan.
b. Menanggapi setiap individu anak didik, ketika anak didik bertanya.
c. Menggunkan gambar, animasi, sketsa, digram dan bagan yang jelas.
3. langgkah mengakhiri atau menutup.
a.    Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dan merangkum materi       dengan pembelajaran gambar teknik menggunkan media grafis.
b.   Merangsang sisiwa untuk dapat menanggapi atau memeberi ulasan semacam ulasan tentang pembelajaran Gambar Teknik yang telah disampaikan melalui media grafis.
Dari uraian diatas, media grafis dapat mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa terhadap pesan yang disajikan, mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, dapat divariasikan antara media grafis yang satu dengan yang lainnya sehingga menjadi menarik, sederhana dan ekonomis.

4.      Metode ceramah, demontrasi dan media grafis dalam pembelajaran gambar teknik.
Gambar teknik merupakan salah satu mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan (DKK) di SMK. Gambar merupakan sebuah alat untuk menyatakan maksud, terutama bagi orang-orang teknik. Oleh karena itu gambar sering juga disebut sebagai bahasa teknik. Gambar mempunyai tugas menyampaikan maksud dari perancang  kepada pihak lain misalnya perencanaan proses, pembuatan, pemeriksaan dan perakitan produk atau komponen. Apabila kita mengamati proses pembuatan produk atau  komponen mesin,  selalu kita temukan gambar. Gambar tersebut digunakan sebagai petunjuk untuk menentukan bentuk dan ukuran-ukuran produk  atau  komponen mesin yang akan dibuat.
Pada pembelajaran Gambar Teknik, tentang menyampaikan informasi tentang  materi, praktek dan alat pembelajaran Gambar Teknik, melalui informasi lisan, penggambaran dan alat yang digunakan dengan secara langsung kepada peserta didik. Metode ceramah, demontrasi dan media grafis mungkin dilakukan jika tujuan pembelajaran menyangkut aspek koqnitif dan sebagian aspek  afektif  serta  sebagian aspek psikomotorik yakni aspek proses atau langkah kerja suatu kegiatan. yang disampaikan melalui demonstrasi harus benar dan memperhatikan keselamatan kerja  (Cenci; 1968). Hal ini memungkinkan peserta didik untuk menerima rangsanagan berupa informasi yang berguna untuk mengembangkan sikap kerja yang benar dan baik, sehingga secara simultan ranah afektif juga terbentuk. Langkah pembukaan dalam metode caramah, demontrasi dan media grafis merupakan langkah pertama yang menentukan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran sangat ditentukan oleh langkah ini. a). Meyakinkan bahwa siswa, memahami tujuan pembelajaran gambar teknik yang akan dicapai, b).Melakukan langkah apersepsi yaitu langkah menghubungkan materi pelajaran yang lalu dengan materi pelajaran yang akan disampaikan.
Untuk membantu para peserta didik atau siswa SMK meningkatkan kompetensi, maka siswa akan disajikan ketika peroses pebelajaran berlangsung dengan menggunakan media grafis yang didalamnya mencakup media gambar, yang memungkinkan siswa dapat meniru ketika mendemontrasikan gambar teknik dikertas atau menggunakan computer.
E.     KESIMPULAN
Metode adalah cara yang digunakan guru, ketika melaksanakan peroses pembelajaran dikelas, Media adalah alat peraga, digunakan guru ketika peroses belajar berlangsung dikelasyang memungkinkan peserta didik meniru ketika praktek berlangsung. Metode dan media ketika dipilih harus dapat meningkatkan aktifitas dan kreatifitas peserta didik dan tercapainya kompetensi yang mencakup pelajaran, khususnya gambar teknik. Penggunaan metode dan media, yang berpariasi akan sangat memungkinkan membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Dengan menggunakan metode ceramah, demontrasi dan media grafis dapat meningkatkan kemampuan intelektual, baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik.
DAFTAR PUSTAKA
Anam, Chorul. 2009.  Pembelajaran Ceramah dengan Media Animasi untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Membaca Gambar Proyeksi. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin. 9/1: 7 – 13.
Anni, Catharina. T. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.
Arikunto, Suharsimi. 2006.  Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Giesecke, F. et al. 2001. Gambar Teknik. Jakarta: Erlangga.
Khumaedi, Muhammad. 2008.  Gambar Teknik.  Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Latuheru, John. D. 1988. Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini. Jakarta: P2LPTK.
Lubis dan Zubaedi. 2008. Evaluasi pendidikan nilai. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Margana, A. Suryatman. dan A. Setyawan. 2007. Pemanfaatan Peraga Audio-Visual untuk Meningkatkan Pemahaman dan Keterampilan Mahasiswa (Tinjauan pada Mata Kuliah Teknik Mekanik RHVAC II).  Jurnal Pendidikan Teknik Mesin.7/1: 1 – 7.
Sanjaya, Wina. 2006.  Setrategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.  Jakarta: Kencana Prenada Media.
Santosa, Kukuh. 2007. Penulisan Naskah. Semarang: PPMP UNNES.
Sato, G. Takeshi. dan N. S. Hartanto. 2000. Menggambar Mesin Menurut Standar ISO. Jakarta: PT Pradnya Paramita.
Sudjana. 2005. Metoda statistika. Bandung: Tarsito. 
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2007. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. 
Sugandi, Achmad dan Haryanto.  2004.  Teori Pembelajaran.  Semarang: UPT MKK UNNES.
Suleiman, Amir Hamzah. 1988.  Media Audio-Visual untuk Pengajaran, Penerangan, dan Penyuluhan. Jakarta: PT Gramedia.
Surapranata, Sumarna. 2004.  Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interprestasi Hasil Tes. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Pemendiknas No. 1 tahun 2007 visi pendidikan nasional.
Undang-Undang Refublik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 Tentang Guru dan Dosen.
PP Nomor 19 tahun 2005 tentang standard nasional pendidikan.
Menurut Depdiknas (1999 : 63) komponen – komponen peserta didik.
 (Sugandi, 2004:5). aspek intelektual dan keterampilan.
 (Cenci; 1968). memperhatikan keselamatan kerja .
( Mubbihin syah, 2000 ).Metode demontrasi.
.( Syaiful bahri djamarah, 2000 ). Metode demontrasi.
Kurikulum SMK 2004 Program Keahlian Teknik Mesin.
David C. McClelland (1976) kemampuan dan motivasi individu.
McClelland dalam Hasibuan (1999) hal yang memotivasi seseorang.
Arden N. Irandsen dalam Sardiman A.M. (2004:46) hal yang mendorong seseorang untuk belajar.
Slameto (2003) faktor – faktor yang mempengaruhi motivasi belajar.
Takeshi dan Sugiarto (1987: 1) perbandingan antara bahasa dan gambar.


Comments

Popular posts from this blog

PROPOSAL PENDIRIAN USAHA BENGKEL MOTOR SERVICE & RACING

Laporan Praktek Pengecatan

SOAL UJIAN SEKOLAH SMK MARSUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA