Laporan Praktek Pengecatan
Laporan Praktek Pengecatan
Tugas laporan
praktek pengecatan diajukan sebagai salah satu
syarat kelulusan mata kuliah cat dan body kendaraan yang dibina oleh Bapak/Ibu :
Drs.
Subagyo ,.S.T,.M.Pd
Di susun:
Ade Ramdani
2014006017
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN
KEJURUAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA
TAMANSISWA
2015-2016
KATA
PENGANTAR
Dengan menyebut nama allah swt, alhamdulilah penulis
telah menyelesaikan tugas laporan praktek pengecetan. Mudah-mudahan laporan ini
bisa membawa manfaat bagi siswa, mahasiswa atau umum.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu
bapak Drs. Subagyo,.S.T. M.Pd. kepada media informasi yang telah memberikan
informasinya dan kepada teman-teman.
Penulis sangat bangga hati karena dapat menyelesaikan
tugas ini, di dalamnya mencakup tentang praktek yang dilaksanakan setiap hari
rabu di laboratorium PT. Mesin, dari mulai peroses pembentukan bahan dari plat
tipis, pendempulan, pengampelasan, dan sampai kepada pengecatan semuanya telah
di rangkum di tugas ini.
Penulis mohon maaf bila ada kata yang kurang tepat dari
cara penulisanya, tanda baca dll. Salam sejahtera bagi kita semua.
30 desember 2015
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Mobil yang sudah memiliki umur paling tidak 3 tahun lebih
akan mengalami penurunan kondisi khususnya pada bagian cat. Tidak jarang mobil
yang berumur 3 tahun kondisi body dan cat sudah kusam dan memudar. Hal ini
disebabkan karena banyak faktor, kurangnya perawatan menjadi sebab utuma
terjadinya penurunan kondisi cat mobil. Namun selain itu untuk menjaga cat
mobil selalu terjaga dengan baik tidak cukup dengan hanya merawatnya saja.
Pengetahuan merawat cat mobil juga menjadi peranan penting dalam menjaga kondisi cat body
mobil.
Peranan cat pada body kendaraan sangat penting, terutama saat
anda ingin menjual kembali kendaraan itu dengan harga yang cukup tinggi. Bagian
Cat mobil merupakan bagian paling pertama kali di lihat oleh calon pembeli,
jika kondisi cat body bagus, calon pembeli baru akan mempertimbangkan pada
bagian lain seperti rangka dan mesin mobil.
Cat asli bawaan kendaraan saat di beli pertama kali di dealer
umumnya memiliki ketahanan yang cukup lama, sepanjang perawatan yang dilakukan
memenuhi aturan standar. Kesalahan yang sering dilakukan pemilik mobil sehingga
membuat cat body mobil cepat mengalami kusam adalah saat mencuci mobil. Waktu mencuci
mobil yang tepat adalah dimana suhu dan cuaca udara tidak terlalu panas,
misalnya pagi dan sore hari. Selain itu penggunaan shampo dan bahan busa
pencuci mobil yang tidak memiliki standarisasi merupakan faktor lainnya yang
membuat cat body mobil gampang kusam.
Memiliki mobil yang menampilkan cat mengkilat menjadi
kebanggaan sendiri. Selain itu melakukan perawatan yang baik dan benar sehingga
cat mobil bisa bertahan lama dapat memberikan penghematan besar pada kantong
anda. Dimana mengecat ulang seluruh body mobil memerlukan biaya yang cukup
mahal dan terkadang tidak bisa mendapatkan hasil maksimal.
Di kalangan masyarakat banyak sekali permasalahan yang di
alami terutama pada kendaraan roda 4, maka demikianlah di dalam laporan ini
akan di bahas tips cara pengecatan body mobil agar cat mobil dapat selalu bersinar
dan tahan lama.
1.2 Tujuan Kerja Praktek
Pada dasarnya banyak sekali di kalangan masayarkat yang
asal-asalan melakukan pengecatan, hal itu tentu salah apabila di masukan
kedalam teori pengecatan, maka dari itu tujuan kerja praktek yakni
a. Meningkatkan,
memperluas dan memantapkan kecakapan mahasiswa sebagai bekal untuk memasuki
dunia kerja yang sesuai dengan program studi yang dijalaninya.
b. Menumbuhkan,
mengembangkan dan memantapkan sikap profesional yang sangat diperlukan oleh
seorang mahasiswa untuk memasuki dunia kerja.
1.3 Manfaat kerja praktek
Memperoleh ilmu baru dan ilmu yang di pelajari di kelas bisa
langsung di aplikasikan kepada dunia nyata, pengalaman yang baru sehiangga
ketika memasuki dunia kerja sikap dan mental sudah tertanam, misalkan bagaimana
cara pengectaan yang baik dan benar dan mahasiswa bisa lebih cepat beradaptasi
di lingkungan kerja.
BAB
II
METODE
KERJA
2.1 Waktu Dan Tempat
Tempat
praktek di laksanakan di laboratorium teknik atau bengkel tempat praktek
khusus. Watu pelaksanaan praktek pada hari rabu jam ke 2.
2.2 Alat Dan Bahan
a. Seng berbentuk persegi.
b. Palu
c. Ragum
d. Pelipat plat
e. Cat besi
f. Air compressor
g. Dempul.
h. Ampelas kasar dan halus.
i. Thiner.
j. Poxy.
k. kuas
l.
spray gan
2. 3 Prosedur Kerja
Prosedur
Pengecatan Metode aplikasi Ada beberapa metode yang digunakan untuk aplikasi
cat Protective Coating untuk keperluan industri termasuk :
a. Kuas
b. Tangan
c. Rol
d. Semprot
(Conventional spray, airless spray atau modifikasi dari kedua diatas)
Aplikasi
dengan cara spray mungkin sangat banyak digunakan untuk protective coating
industri.
Aplikasi Spray Umumnya, aplikasi spray adalah
metode terbaik untuk mempercepat aplikasi pada area yang luas, dan untuk
keseragaman aplikasi yang sangat tinggi pada kebanyakan coating.
Pada
garis besarnya ada dua jenis peralatan aplikasi spray :
a. Conventional
air spray
Cat
disemprotkan dengan aliran udara bertekanan dan terbawa pada suatu permukaan
pada sebuah aliran udara. Keduanya (cat dan udara) masuk ke gun melalui saluran
terpisah, lalu tercampur, dan melalui katup dalam pola penyemprotan yang
terkontrol.
b. Airless
Spray
Cat disemprotkan tanpa
menggunakan udara bertekanan dan terbawa ke permuakaan dengan kekuatan tekanan
cairan melewati spray gun. Cat dipompa dibawah tekanan yang tinggi ke airless
spray gun, dimana dia diatur melalui sebuah bentuk dan ukuran yang sangat tepat
yang disebut lubang atau spray tip, dimana dia membawa cat tersebut ke suatu
permukaan.
c. Spray
gun harus bergerak parallel pada sebuah permukaan yang dicat.
d. Solvent/thinner
yang berlebihan tidak boleh ditambahkan pada material cat, karena dapat merubah
atomisasi dan sifat mengalir dari cat tersebut.
e. Extra
hati hati harus selalu dilakukan ketika melakukan pengecatan di area dengan
bentuk yang kompleks, sudut sudut dan sebagainya.
Umumnya,
peralatan conventional spray jarang dilakukan dilapangan untuk pengecatan
industri, melainkan dengan menggunakan airless spray. Sebuah perbandingan dari
kedua system aplikasi diatas menunjukkan dalam pengoperasiannya airless spray
memiliki keuntungan sbb :
Karena
lebar area semprot yang diperoleh lebih besar dan cat yang dikeluarkan lebih
banyak, ketebalan yang diperoleh juga lebih tebal. Khususnya cat yang dirancang
untuk tingginya :
a. kekentalan
(viskositas) dan volume solid yang tinggi umumnya memiliki keuntungan dalam
metode aplikasi meskipun material konvensional dapat digunakan dengan baik
dengan memilih ukuran dan lebar tip yang sesuai.
b. Terdapat
lebih sedikit debu cat karena tidak menggunakan udara. Ini berarti bahwa metode
airless tidak hanya lebih ekonomis karena lebih sedikit cat yang terbuang
sebagai debu cat, tetapi peralatan dapat digunakan dalam ruangan tertutup
seperti tanki yang dalam, karena mengurangi debu cat membuat kondisi pekerjaan
di ruang tertutup lebih memadai.
c. Cat
untuk penyemprotan airless umumnya tidak memerlukan thinner; ini membuat irit
baik material dan juga waktu.
Kondisi Cuaca
Aplikasi
cat selama kondisi cuaca yang buruk memungkinkan untuk menghasilkan kualitas
lapisan cat yang lebih buruk, dan mengurangi fungsi proteksinya. Quality
Control di lapangan harus memonitor Kelembaban, temperature titik embun (dew
point) dan temperature permukaan yang dicat, untuk menghindari problem problem
dengan sbb:
a. Cat
diaplikasi di atas permukaan yang basah
b. Cat
yang baru diaplikasikan menjadi terpengaruh oleh kelembaban (moisture) segera
setelah aplikasi.
c. Cat
yang diaplikasikan ketika temperature terlalu rendah untuk reaksi pengeringan
terjadi.
d. Cat
yang diaplikasikan ketika temperature terlalu tinggi, dan proses pembentukan
lapisan cat jadi terganggu.
e. Thinner
cat yang tidak mampu menguap, karena terlalu tingginya tekanan penguapan
parsialnya (contoh : tingginya jumlah uap air di udara) Sebagai tuntunan umum,
sebuah spec memungkinkan untuk menuntut kondisi kondisi sebagai berikut :
f.
Temperature udara lebih besar dari 5°C
(40ºF)
g. Permukaan
yang dicat harus kering
h. Kelembaban
relaitif udara kurang dari 85%
i.
Temperature permukaan pelat tidak kurang
dari 3ºC (5ºF) diatas temperature titik embun (dew point).
Jika beberapa kondisi ini tidak sesuai,
aplikasi cat tidak boleh dilakukan.
Aplikasi
Pengecatan Interseal 670 ( Surface Tolerant Epoxy )
Warna
: Range
a. DFT
yang dianjurkan : 150 microns
b. Metode
aplikasi : Airless, Air spray, Kuas ( area kecil ), Roller ( area kecil ).
c. Kondisi
cuaca : Suhu udara 10 - 40° c,
d. Kelembaban
Relatif ( RH ) harus dibawah 85% dan suhu permukaan minimum harus 3 derajat
diatas dew point.
e. Thinner
: GTA 220. Penambahan thinner tergantung kondisi cuaca dan keadaan peralatan
spray.
f. Pengadukan
: Product terdiri dari 2 komponen sebagai satu kesatuan, aduk cat sesuai degan
perbandingannya dan gunakan sesuai pot life (umur cat setelah dicampurkan) ( 2
jam pada suhu 25° c dan 1 jam pada suhu 40° c ). Sekali pot life sudah lewat,
jangan mengaplikasikan cat tersebut. Buka part B dan campurkan ke part A lalu
aduk terus sampai merata dengan menggunakan mesin pengaduk. Perbandingan
campuran : A : B = 5.67 : 1 Jika menggunakan airless spray. Ukuran tip : 0,45 –
0,58 mm ( 18 – 23 thou ). Kompresor udara harus menyuplai tidak kurang dari
3.91 kg/cm2 . Total tekanan cairan yang keluar pada spray tidak kurang dari 176
kg/cm2 Pengeringan dan interval Setelah terekspose cuaca, Interseal 670 harus
kering dan bebas dari segala bentuk kontaminan dan garam sebelum dicat lagi,
garam di permukaan harus dihilangkan.
Temperature
|
Touch Dry
|
Hard Dry
|
Over coating
with recommended top coat
|
|
Min
|
Max
|
|||
25 degre C
|
5 hours
|
hours 18
|
hours 7
|
4 weeks
|
40 degre C
|
2 hours
|
6 hours
|
3 hours
|
2 weeks
|
Peraturan
umum aplikasi pengecatan Berikan perhatian yang utama untuk item berikut selama
aplikasi, hentikan pengecatan (kecuali ada permintaan khusus) jika:
a. Suhu
permukaan pelat atau cat tidak kurang 3 derajat C dibawah dew point temperature
atau kelembaban relative diatas 85%.
b. Ketika suhu permukaan pelat lebih tinggi dari
40 derajat C (kecuali cat disuplai sesuai specifikasinya)
c. Ketika
suhu udara kurang dari 5 derajat
d. Menetapkan
sebelumnya cuaca buruk dalam 2 jam ketika overcoating diluar ruangan
e. Ketika
moisture terbentuk di permukaan dari struktur ketika hujan, kondensasi dan
embun beku dsb.
f. Ketika
iluminasi efektif kurang dari 500 lux selama aplikasi pengecatan.
Permukaan
cat akhir harus seragam dalam kilap dan warna, tidak ada blister (gemlembung
cat), cat meleleh, ngelotok, dan tidak tercat, pecah dan terdapat debu cat dan
sebagainya.
BAB
III
HASIL
DAN PEMBAHASAN P3
3.1
Proses Praktek Pengecatan.
Keselamatan Kerja
ü Gunakanlah perlatan tangan sesuai
dengan fungsinya.
ü Ikutilah instruksi dari instruktur
atau pun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja.
ü Mintalah ijin dari instruktur
apabila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja.
a. langkah pembentukan bahan dari
plat.
Plat
di bentuk dengan menggunakan alat pelipat plat/roll plat dengan bentuk seperti
hurup “ T “.
Kemudian
setelah di roll selesai, apabila permukaan kurang rata, maka benda kerja
tersebut di ratakan memekai palu.
b.
Pendempulan.
Kalau
permukaan benda kerja sudah benar-benar rata, dempul menggunakan dempul.
Cara menggunakan dempul
: bukalah terlebih dahulu dempul yang akan di gunakan dan campurkan dempul
tersebut dengan campuran yang sudah menyatu dengan dempul, biasanya berwarna
kuning.
Di aduk
Aduk
sampai merata supaya bahan campuran dempulnya warnanya sama dengan dempul.
Kemudian
dempulkan kepada bagian permukaan yang sudah di ampelas dan di jemur sebentar.
NB
: Segeralah tutup kembali kaleng dempul setelah sebagian isi dempul ingin di
pakai, bila di buka lama dempul akan mengeras dan akibatnya tidak bisa di
gunakan.
c.
Pengampelasan
Pengampelasan
ialah supaya permukaan yang sudah di dempul halus dan rata. Pengampelasan ada 2
bagian :
a. Memakai
ampelas kasar terlebih dahulu, supaya pengampelasan cepat
b. Setelah
memakai ampelas kasar, kemudian memakai ampelas halus.
Pada
saat pengampelasan jangan lupa bagian permukaan yang kaan di ampelas di beri
air terlebih dahulu permukaannya sudah benar-banar kering.
d.
Pengecatan Dasar
Pada
tahap ini ialah permukaan benda kerja di cat menggunakan poxy dengan merek
isamu atau sejenisnya.
Kemudian
campurkan isamu dengan thiner di dalam satu wadah kira-kira perbandingan antara
isamu dan thiner ialah 2 : 1, dengan demikian bahan tersebut tidak terlalu
cair.
Setelah
selesai mencampur bahan, kemudian semprotkan memakai spray gan kepada permukaan
secara merata, jarak pengecatan 10-30 cm , sudut spray gun (900), kecepatan
langkah ayun (12 feet/detik), pola tumpang-tindihnya/overla-pping (1/3-1/2).
Jika
sudah selesai kemudian jemur sebentar, ketika menjemur jangan terlalu lama,
karena akan menyebabkan permukaan yang sudah di cat akan retak. Ketika menjemur
lebih baik di dalam ruangan yang tidak terkena matahari secara langsung.
Selesai
di jemur benda kerja harus di cek kembali dengan cara di lihat dan di raba pada
permukaannya, setelah terdapat goresan atau bolong kecil kemudian berilah
dempul spot putty ialah untuk menutup bagian yang bolong pada permukaan dan
jemur kembali supaya kering.
Kemudian
ampelas kembali, tetapi jangan menggunakan ampelas yang kasar karena akan
merusak permukaan, maka gunakanlah ampelas yang halus dengan no p 400 cw.
NB
: ketika mengampelas peremukaan benda kerja harus dengan air, supaya
permukaannya halus dan mempercepat waktu pengerjaan.
Langkah
selanjutnya benda kerja di jemur supaya kering dan di ampelas kembali untuk
mendapakan hasil yang maksimal.
e.
Pengecatan akhir
Bahan yang sudah siap kemudian dapat di
cat akhir.
Permukaan yang baik
persiapannya akan menghasilkan kualitas pengecatan yang maksimal, karena
kagagalan pengecatan dipengaruhi oleh persiapan permukaan yang buruk. Baik
tidaknya permukaan yang akan dicat ini dinilai dari kehalusan permukaan,
kebersihan permukaan dari karat, lemak dan kotoran lainnya. Persiapan permukaan
dapat dilakukan dengan kimiawi misalnya dengan pengasaman (pickling) yaitu dengan pengolesan bodi kendaraan dengan
zat asam, tetapi pengasaman ni sebatas untuk menghentikan serangan korosi pada
logam. Setelah pengasaman komponen dicuci
dan dikeringkan dengan cermat guna menghilangkan semua bahan kimia aktif
dari celah-celah dan lubang-lubang, serta untuk menjamin agar cat dapat merekat
erat pada logam. Dapat juga diberisihkan
dengan amplas dan dikombinasikan
dengan disemprot air untuk membasuh semua debu, rontokan produk korosi,
dan kotoran yang dapat larut dalam air.
Cat akhir merupakan cat
yang memberikan perlindungan permukaan sekaligus untuk menciptakan keindahan
dalam penampilan corak/performance
kendaraan. Oleh karena itu pengecatan akhir harus hati-hati, sehingga
dapat diperoleh hasil yang maksimal dan melapisi permukaan sesuai dengan umur
yangdikehendaki jika dilakukan pada kondisi udara yang tepat.
Pada Warna solid
a. Semprotkan
3-5 lapis top coat
solid yang sudah diencerkan
dengan selang waktu antara lapisan 2-5 menit.
b. Biarkan
kering di udara selama 30 menit atau dengan pengeringan menggunakan sinar infra
merah pada suhu ± 40 ° C selama 15 menit.
c. Pemolesan
dapat dilakukan selama 6 jam.
Pada Warna Metalic
a. Semprotkan
3 lapis top coat
metalic yang sudah diencerkan
dengan selang waktu antara lapisan 3-5 menit.
b. Biarkan
kering diudara selama 15 menit atau dengan pengeringan menggunakan sinar infra
merah pada suhu ± 55 ° C selama 15
menit.
c. Bersihkan
permukaan top coat dengan kain lap penarik debu.
d. Semprotkan
2-3 lapis clear atau
gloss yang telah dicampur
hardener dengan selang waktu antara lapisan 3-5 menit. Biarkan kering selama 1
jam.
e. Pemolesan
dapat dilakukan selama 6 jam.
Proses
pengecatan dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Pengecatan
Oven.
Merupakan suatu proses
pengecatan di dalam ruangan khusus (tertutup) dengan pengeringan suhu kurang
lebih 80 ° C.
b. Pengecatan
Non oven (suhu udara luar)
Merupakan
suatu proses pengecatan di dalam ruangan biasa (tidak tertutup) dengan
pengeringan dalam suhu udara luar ± 25°– 30°
C.
Berdasarkan Jenis Cat
proses pengecatan, dapat digolongkan menjadi
beberapa macam yaitu:
a. Cat
Bakar (Heat Polymerization)
Tipe
ini adalah cat tipe one komponen, mengeras apabila dipanaskan pada
temperatur tinggi kira-kira 140° C (248° F). Tipe ini banyak digunakan dipabrik
perakitan otomotif, tetapi jarang
digunakan dalam pekerjaan repainting,
karena memerlukan baking equipment temperatur
tinggi dan melepas atau melindungi komponen plastik dan lain-lain.
Tipe-tipe cat bakar ini antara lain:
1. Thermosetting
Animo Alkyd 57
Tipe
ini mengandung alkyd dan
melamine resin dan sebagai komponen utama, digunakan untuk warna
solid. Cat ini memberikan kemauan coating
yang sangat baik, termasuk kilap, keras, membangun dan ketahanan
solvent.
2. Thermosetting Acrylic
Tipe ini
mengandung acrylic dan
melamine resin sebagai sebagai komponen utama cat tipe ini
terutama digunakan warna metalic yang memerlukan tembus pandang tingkat tinggi.
Cat ini memberikan kemampuan
coating yang superior sebagaimana
cat thermosetting animo alkyd.
b. Cat Two Component (Tipe Urathane)
Cat
ini disebut urethane karena alkohol (OH) yang terkandung dalam
komponen utama dan isocyanate yang terkandung dalam hardener reaksi reaksi membentuk struktur hubungan
menyilang (cross linking) yang disebut tingkatan uretane. Cat ini mempunyai
kemampuan coating yang sangat baik, termasuk ketahan kilap,
cuaca, solvent, serta tekstur yang
halus, tetapi zat ini mengeringnya lambat dan dan memerlukan drying
equipment untuk mengeringkan dengan benar.
c. Cat Solvent Evaporation (Lacquer)
Cat
tipe one
komponent ini biasa dikenal
sebagai lacquer. Meskipun mengering
dengan cepat sehingga mudah penangannya karena tidak sekuat cat-cat two
component yang kini banyak
digunakan.
f. Teknik
Menggunakan Peralatan Pengecatan
1. Air
Spray Gun
Air
spray gun menggunakan udara bertekanan untuk mengatomisasi cat pada suhu
permukaan.
a. Prinsip
Spray Painting (pengecatan semprot)
Prinsip
spray-painting adalah sama seperti halnya pada atomisasi. Apabila udara bertekanan
dikeluarkan dari lubang udara pada air cap, maka suatu tekanan negatif akan
timbul pada ujung fluida, yang selanjutnya menghisap cat pada cup. Kemudian cat
yangdihisap ini disemprotkan sebagai cat yang diatomisasi (dikabutkan), oleh
karena tekanan udara pada lubang didalam air cap.
Tipe air spray gan
Dalam
garis besarnya, air spray gun dapat dibagi menjadi tiga tipe, yaitu: tipe
umpan-berat (gravity-feed), umpan-hisap (suction-feed), dan tipe tekanan
(compression)
g.
Teknik Air Spray Gun
1.
Cara Memegang Spray Gun
Agar
dapat mengecat dengan mantap tanpa menjadi lelah, harus dijaga sikap relaks
tanpa memegang bahu, pundak atau lengan yang menahan spray gun. Biasanya spray
gun ditahan dengan ibu jari, telunjuk dan kelingking, sedangkan trigger ditarik
dengan jari tengah dan jari manis.
2. Menggerakkan Spray Gun
Ada
empat hal penting dalam menggerakkan air spray gun, yaitu : (1) jarak spray gun
(10-20 cm), (2) sudut spray gun (900), (3) kecepatan langkah ayun (12
feet/detik), (4) pola tumpang tindihnya/overla-pping (1/3-1/2).
3. Pola
Tumpang tindih (Overlapping)
Overlapping
adalah suatu teknik pengecatan pada permukaan benda kerja, sehingga
penyemprotan yang pertama dan berikutnya akan menyambung.
Tujuannya adalah :
a. Menghindarkan
terjadinya tipis
b. Menghindarkan
adanya perbedaan warna
c. Untuk
mendapatkan ketebalan lapisan cat yang merata \
d. Mencegah
tidak adanya cat pada lapisan pertama dan berikutnya.
Overlapping
pada bidang vertikal
Pada
umumnya dilakukan oleh seorang operator secara berkesinambungan.
Over
lapping pada bidang horizontal
Dikerjakan
oleh dua orang operator secara berpasangan. Operator A lebih dahulu menyemprot
benda kerja, kemudian diikuti oleh operator B
Over
lapping pada idang permukaan sambungan
Penyemprotan
pada bidang perpotongan (misal fender, pintu, dsb) perlu diperhatikan pada waktu mulai menyemprot dan berikutnya tidak
boleh tepat pada garis perpotongan dan posisi spray gun harus benar-benar tegak
lurus. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya tipis dan sagging
(meleleh).
H.
langkah-angkah penyemprotan
1.
Pengaturan alat semprot.
Sebelum
melakukan penyemprotan hendaknya mengatur besar kecilnya aliran cat yang
keluar, besar kecilnya angin/udara yang
keluar dan besar kecilnya kembang penyemprotan/pattern agar diperolah hasil
yang maksimal. Bila penyetelan tidak
dilakukan dengan baik mengakibatkan hasil pengecatan yang kurang sempurna. Permukaan menjadi tidak rata,meleleh, kasar,
kurang mengkilap dan cacat-cacat lain. Tekanan kerja angin/udara untuk
pengecatan kurang lebih 50-60 Psi atau 4-4,5 kg/cm2
.
2. Gerakan
alat semprot.
Gerakan
alat semprot (spray gun) harus tegak lurus dan sejajar dengan permukaan yang
akan disemprot, bila tidak akan
mengakibatkan ketidakrataan ketebalan cat yang dihasilkan. Untuk mencapai
ketebalan cat yang sama dapat dilakukan overlapping sebesar 50 %.
3. Kecepatan gerak alat semprot (spray gun)
kecepatan
gerak alat semprot hendaknya stabil, baik dengan arah horizontal maupun
vertikal. Jika pelan cat akan meleleh, bila 71 kecepatan geraknya cepat maka hasil pengecatan kurang
rata. Jika kecepatannya kurang stabil maka akan diperoleh hasil pengecatan yang
tidak rata dan kurang mengkilap. Kecepatan gerak spray gun harus konstan, yang dianjurkan
kira-kira 12 feet/detik.
4. Jarak penyemprotan
untuk
penyemprotan pada masing-masing cat berbeda, tergantung dari proses obyek yang
akan dicat. Bila terlalu dekat akan mengakibatkan cat meleleh dan bila terjadi
pada cat metalik akan menimbulkan belang-belang yang diakibatkan oleh partikel
metalik yang mengumpul. Bila jaraknya terlalu jauh mengakibatkan permukaan
menjadi kasar. Untuk jarak penyemprotan yang tidak teratur akan mengakibatkan
hasil pengecatan yang belang-belang dan tidak mengkilap. Jarak spray gun secara
umum sebesar 15-20 cm, untuk jenis acrylic lacquer : 10-20 cm dan enamel : 15 –
25 cm.
5. Daya sebar cat
Daya
sebar dihitung berdasarkan isi kepadatan cat dan ketebalan cat yang diinginkan
dalam satuan mikron. Isi kepadatan cat ditentukan oleh banyaknya kandungan
pigmen dan resin dalam cat tersebut. Sebagai contoh, cat dengan isi kepadatan
70 %, berarti bahwa dalam 1 liter cat tersebut mengandung 700 cc pigmen (zat
pewarna) dan resin (zat perekat). Jika
diinginkan ketebalan cat setelah kering = 40 mikron, maka daya sebar secara
teoritis dapat dihitung sebagai berikut :
Cc Kepadatan dalam 1 liter cat 700
-------------------------------------- =
------ = 17,5
Ketebalan
kering dalam mikron 40
Ini
menunjukkan bahwa daya sebar cat secara teoritis adalah = 17,5 m2 untuk tiap
liter cat. Artinya setiap 1 liter cat jika akan disemprotkan pada bidang permukaan
logam akan menjangkau pada luasan 17,5 m2.
Anonim. (2000).
Step 1 Pedoman Pelatihan Pengecatan. Jakarta : PT Toyota – Astra Motor.
3.2 Hasil
praktek pengecatan.
1. Tahap
awal.
2. Tahap
kedua
3. Tahap
ke 3, benda kerja sudah di cat akhir.
BAB
IV
PENUTUP
5.1 kesimpulan
Pada
pekerjaan pengecatan persiapan permukaan sangat penting untuk dilakukan, yaitu
menyangkut kebersihan permukaan panel yang akan dicat, kesiapan peralatan
pengecatan dan bahan, serta kondisi lingkungan ruang pengecatan.
Peralatan
pengecatan merupakan peralatan yang spesifik sehingga diperlukan perawatan yang
kontinue.
Overlapping
adalah suatu teknik pengecatan pada permukaan benda kerja, sehingga
penyemprotan yang pertama dan berikutnya akan menyambung. Overlap biasanya
antara 1/3 sampai ½.
Daya
sebar cat adalah kemampuan untuk melapisi bidang tertentu pada luasan dan
ketebalan tertentu. Daya sebar dihitung berdasarkan dari
kepadatan cat dan dibagi ketebalan cat yang diinginkan dalam satuan
mikron. Isi kepadatan cat ditentukan oleh banyaknya kandungan pigmen dan resin
dalam cat tersebut. Sebagai contoh, cat dengan isi kepadatan 70 %, berarti
bahwa dalam 1 liter cat tersebut mengandung 700 cc pigmen (zat pewarna) dan
resin (zat perekat).
Dalam
setiap pekerjaan harus menggunakan sapetty pengaman, bilamana sewaktu-waktu
akan terjadi kecelakaan dan pengaman sangat membantu untuk melakukan kenjutan
pekerjaan.
Comments
Post a Comment
Tulis pesan anda